Monday 30 January 2012

Prince of Tennis

Habis dikasih filmnya Prince of Tennis Live Action dari sepuh mbak inda, aku langsung liat.


Keren bets......
Ya, walaupun nggak masuk akal, tapi aku suka-suka aja sama jenis film olahraga yang pake jurus-jurus tertentu dan gerakan-gerakan abnormal. Semacam Kapten Tsubasa, atau Hot Shot.

Film ini rilis tahun 2006, sebenernya udah pernah di rekomendasikan oleh seorang teman, tapi baru dapet sekarang. Hehe. Yang aku suka dari film ini, aktor-aktornya nggak cuma ganteng, tapi juga punya skill main tennis yang keren. Habis gitu, mirip lagi kayak yang di komiknya. Pasti casting nya susah deh. *sok tau

Ini nih pemeran utamanya, Echizen Ryoma.


Ganteng yaa. :3 Nama aslinya Kanata Hongo, dan setelah dilihat-lihat dia itu mirip kayak seseorang yang aku kenal di kehidupan nyata. Coba liat lagi deh fotonya.



Semakin dilihat, semakin mirip sama kakak kelas saya dulu waktu SMA. Mungkin kalian mikir, beruntung banget ya, di sekolah saya ada orang ganteng kayak gitu. Pasti banyak cewek yang suka. 

Iya emang sih, ada beberapa cewek yang terpesona sama dia *uhuk, tapi mereka nggak mungkin nyoba-nyoba ndeketin dia.

Kenapa?
Karenaaa, dia itu cewek juga.


Wednesday 25 January 2012

Looking for: Peace

pause

think. feel. come up to --- self anxiety
huge anxiety about life, main goal, responsibility, idea of wasting time, strategy, somebody to trust, decision making, laziness, doubt, achievement, how to be useful enough, then leave in peace.

apa yang harus kulakukan ketika saatnya tiba dan aku belum dapat melakukan apapun?
jika kesempatan itu datang, apakah pertimbangan mengenai kapabilitas diri dapat dikesampingkan? Itu bisa jadi dua keputusan yang egois. Yang mana yang egois? 
bolehkah aku berbelok, diam, berhenti?

God, would You please Guide me with the easiest way I could understand?

Sunday 22 January 2012

Sembari Menunggu Teman-Teman Sholat

Kemarin, siang hari, saya sedang 'nggak tau mau ngapain sambil nunggu temen saya sholat'. Saya hanya diam dan ngelamun saja.

Lalu ada ibu-ibu, duduk di depan mushola bareng sama saya, bawa piring dan makanan. Si ibu makan di situ.

Mencium bau makanan, segera muncul penghuni lain dari mushola, yaitu si mak kucing (dia punya tiga anak, masih kuecil-kecil, dan tinggal di dalam kardus). Mak kucing meong-meong, pasti laper. Tapi dia sok cool gitu, dia cuma muter-muter di sekitar Ibu yang lagi makan, lalu dengan santainya duduk di sebelahnya.

mak kucing, di sebelahnya ada ibu-ibu yang lagi makan, tapi sengaja gak difoto karena menjaga asas confidentiality

Lihai banget, si Ibu langsung terganggu, dan mengusirnya. Tapi, alih-alih mengeong, merengek dan merajuk, dia malah pindah duduk lebih deket ke Ibu itu. Aku tahu perasaan sang Ibu, mau makan aja mesti digangguin kucing, tapi pasti dia kasian juga sama si mak kucing. Mana tiba-tiba, kayak orkestra, menyembul kepala tiga anak kucing dari balik kardus, dia meong-meong bebarengan kayak suara satu, dua, dan tiga. Semakin membuat nuansa makan siang si Ibu menjadi larut dalam rasa iba.  

tiga anak kucing, fotografer gak berani mendekat karena menjaga asas nonmaleficience bagi diri sendiri
Langsung kepikiran. Kasian banget ya jadi hewan. Bisa dibilang, kehidupan mereka tergantung sama manusia. Mesti minta makan sama manusia juga. Ya, mereka bisa cari makan sendiri, tapi akhir-akhir ini manusia kan suka nggak peduli ekosistem mereka, jadi ya, mereka nggak bisa cari makan secara alamiah. Jadi, kalo mereka minta makan ke manusia, nggeriwuki manusia, mungkin juga karena manusia udah ngehabisin makanan mereka juga. Mungkin.

QS 2: 30. Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." 

Semoga manusia cepat sadar dan kembali ke jalan yang benar. Jadi para hewan bisa ikut hidup di bumi dengan tenang.

Friday 20 January 2012

Semester 3

Alhamdulillah yah, semester 3 hampir berakhir... Hampir, masih ada satu pengumuman yang aku tunggu-tunggu sampe kebawa mimpi T.T
Sebenernya pengumuman ini udah di tempel di papan subprogram, tapi berhubung lokasi rumah saya yang sangat terisolasi dari dunia luar, saya belum lihat hasilnya. Semoga hasilnya yang terbaik... Amin. #prayforbiokim

Dan, sembari menunggu kepastian, saya menggeje di rumah. Mata ini sampe sakit karna mantengin laptop tiap hari, mencari kesibukan. Sok sibuk. Oke.

Liburan ini, mindset saya sedikit berubah dari liburan-liburan sebelumnya. Kali ini, saya kepingin sedikit mengesampingkan pelajaran, saya belum tertarik mempelajari materi semester 4, nggak seperti tahun-tahun sebelumnya dimana saya langsung cari-cari pinjeman buku kakak kelas, ribut nyicil semester berikutnya, dll. Survey membuktikan, hal itu hanya sedikit saja memberi dampak, toh pas udah kuliah beneran, akunya udah lupa. -- jadi, sekarang aku mau memanfaatkan liburan semaksimal mungkin, guaya toh. hal ini dilakukan juga dalam rangka meminimalisasi keinginan yang aneh-aneh saat perkuliahan masih berjalan, seperti pingin jalan-jalan kemana lah, nonton apa lah, main apa. Sekaranglah main yang sesungguhnya... Hahaha tawa membahana.

Hmm, flashback di awal semester ini, kata kakak kelas, 'ah semester 3 gampang dek, santai banget' dan aku langsung bersorak, horeee. Begitu dijalani, 'kakak kelas membuaaal'. Mana santainya? huuuuuh

Kayaknya ini semester jebakan. Hanya yang kuat iman yang mampu bertahan. Dan saya sudah menyimpulkan, bahwa semester 3 adalah fase penuh godaan. Dari hasil studi observasional dan studi eksperimental (alias aku juga ngalamin sendiri), di semester ini terjadi banyak anomali. Nilai-nilai tidak dapat diprediksi. Kalo ada fenomena 'Wih, tumben dia dapet nilai bagus' atau 'Nggak mungkin si dia nilainya cuma segini', itu sudah menjadi hal yang lumrah.

Pada awalnya, semua anak jadi rajin banget. Mau yang model kayak gimana juga, pasti semua belajar. Tapi, kegiatan nya banyak banget. Kita untuk pertama kalinya jadi kakak kelas, dan mesti ngurusin hal-hal yang perlu diurus selain kuliah. Rasanya kuliah ini jadi bosenin banget, nggak yang rajin nggak yang males, semua udah mulai terserang virus kejenuhan.

Walaupun mata kuliah faal sama biokim itu sebenarnya asyik, tapi banyak orang exhausted kalo kena mereka, mereka itu subject yang serigala berbulu domba, macan berbulu ayam, buaya berbentuk cicak, kelihatannya mudeng tapi kok nganuuuuuu. Dan, seperti yang udah aku bilang tadi, hanya mahasiswa yang kuat iman yang nggak tumbang diterjang badai ini. Apalagi, dosen masa kini kreatif banget, soal-soal dibuat bervariasi seperti varian es krim. Tiba-tiba ada rasa durian, rasa permen karet, rasa wijen hitam, lama-lama kita juga nggak kaget kalo ada rasa beras kencur atau rasa bunga sedap malam. PBL modul I aja, ada tiga macam ujian yang harus kita lalui, ujian tulis biasa, ujian praktek pake manekin, dan ujian game.
Ujian game itu, sesuatu.


Bagaimana dengan saya? Saya berharap saya bisa lebih baik di semester selanjutnya. Sejujurnya, di semester ini saya kurang kuat iman, hehe, jadinya mungkin hasilnya kurang maksimal. Semoga bisa membulatkan tekad untuk terus bersemangat dalam menjalani liku-liku kehidupan ini...


Fighting!

Sunday 8 January 2012

Lucky?

Kata orang, selain kerja keras dan doa, keberuntungan juga bisa menjadi salah satu faktor yang menentukan kesuksesan seseorang. Selama ini aku juga masih bertanya-tanya, apakah pernyataan itu sepenuhnya benar?

Saya mencoba menilik beberapa kisah dari teman sepermainan.
Temannya temanku ada, dia pintar, namun sedikit malas. Tapi entah kenapa nilainya selalu bagus, peringkatnya selalu tinggi, sekolah favoritpun bisa ia masuki dengan mudahnya. Yaa, mungkin saja dia belajar di saat kita tidak tahu, tapi, rasanya dia bukan yang tipe belajar secara diam-diam deh. Malah sering berhura-hura. Setiap ada persoalan, dia pasti bisa lolos dengan mudah. Pertanyaannya, kok bisa?

Ada juga kisah, yang ini kayaknya banyak terjadi. Anak yang pintar dan rajin di sekolah. Selama 6 tahun sekolah di SD, 3 tahun di SMP, dan 3 tahun di SMA, dia selalu ranking satu di kelas. Setiap guru dan teman-teman seangkatannya sudah yakin akan kecerahan masa depan anak ini. Tetapi setiap ujian nasional, nilainya selalu jelek dan membuatnya susah diterima di sekolah favorit.

Temennya mama ada, jarang atau mungkin belum pernah main golf, suatu hari, dia main golf diajak sama temen kantor sambil ngomong tentang masalah pekerjaan. Dan ternyata dia berhasil hole in one. Karena lagi ada promo, temennya mama ini berhasil memenangkan motor gede yang harganya beratus-ratus juta rupiah.

Keberuntungan, apa dia didapat karena usaha? Ya, berusaha sih, tapi usaha itu kesannya nggak logis dengan hasil yang didapat. Di dunia ini memang banyak hal-hal yang irasional, apa ini juga termasuk?

Keberuntungan, apa dia didapat karena doa? Karena kebaikan hati? Intinya, karena hal-hal reliji? Kalo iya, apa yang mendasarinya? Hak prerogatif Allah? Kalo gitu apa orang bisa merubah keberuntungannya? Kalo dia berusaha merubah tapi ternyata tetap tidak beruntung? Kapan orang bisa beruntung, kapan nggak? Dan apakah orang beruntung akan selalu beruntung?
-Jangan bilang jawabannya orang bisa beruntung kalo dia lagi beruntung -.-

Yang namanya keberuntungan, pasti berhubungan sama nasib. Makanya, ada yang disebut nasib baik, dan buruk. Kadang malah dicampur aduk kan jadi membuat bingung. Kalo menurutku, nasib itu sesuatu hal yang sudah digariskan. Semacam takdir gitu kan? Berarti kalo orang bernasib buruk, dia udah digariskan untuk mengalami kesialan demi kesialan dalam hidupnya? Apakah ada, orang yang sejak lahir memang ditakdirkan untuk menjadi orang yang bernasib buruk? Atau mungkin keberuntungan itu seperti jatah rezeki, kalo orang ini jatahnya sedikit, maka sekalinya beruntung, udah habis jatahnya, tinggal sial-sialnya doang.

Apakah keberuntungan itu menurun? Apakah kesialan juga merupakan salah satu unsur materi genetik sel makhluk hidup? Apa benar ,julukan yang biasa kutemui di sinetron, 'anak pembawa sial'?

Hm, sebenarnya keberuntungan itu ada atau tidak?