Tuesday 17 July 2012

Baksos 2012 :3

Enaknya bekerja di bidang sosial itu kayak gini teman. Pada awalnya, mau nggak mau harus susah. Istilahnya 'terpaksa'. Berkorban, wajib dilakukan. Waktu, tenaga, materi, pikiran, perasaan. Tanpa bisa mengelak dari semua itu. Tetapi hasil yang didapatkan, Subhanallah. Priceless. Kepuasan batin yang tidak terkira, membayar lunas semua keterpaksaan. Jerih payah yang dibangun selama beberapa waktu ini, tak disangka dapat menimbulkan kebahagiaan tersendiri. Dan pastinya janji Allah untuk memberikan balasan juga telah menanti diujung jalan. 

Bakti Sosial, sebuah acara besar yang menjadi penutup dari semua rangkaian acara angkatan di FK. Semua kepanitiaan angkatan mulai penyusunan diktat, MEDSPIN, bertujuan untuk mencari dana bagi acara ini. Sudah pasti persiapannya lama, dan berat. Awal mula aku memutuskan untuk berpartisipasi sebagai panitia, aku mulai berpikir ribet. --a.  Apa niatku sebenarnya, aku ingin bekerja pada bidang apa, apa yang ingin aku capai. Dan akhirnya aku memilih bergabung di divisi acara subdivisi kerohanian. Ternyataa keputusanku tepat sekali. Aku bertemu dengan banyak orang-orang baik dan hebat disana. Erwin, Erfin, Azmy, Anas, Oriq, Ikhsan, Fanani, Aziz, Isnul, Laili, Dayinta, Lastri, Aidah, Ninda, mereka semua mengajari aku banyak pelajaran hidup yang nggak bisa didapatkan dari tempat lain... Mereka semua keren dari hatinya.. *backsound: kamu cantik cantik dari hatimuu~

Perjuangan baksos di Pasuruan ini dipenuhi liku-liku. Terutama minggu-minggu terakhir. Bagiku, itu sangat stressful. (Walaupun aku terlihat santai, nggak juga seh) Apalagi kasubdiv ku, melimpahkan semua deritanya ke aku, yang notabene adalah sekretarisnya. Itu karena dia harus jadi panitia perintis, alias harus tinggal di tempat baksos selama seminggu sampai acara berlangsung untuk mempersiapkan segala sesuatunya. Pada waktu-waktu seperti ini keterampilan berpikir simple, praktis, efektif dan efisien lah yang diperlukan. Dan aku berusaha belajar buat bisa berpikir kayak gitu. Tapi namanya juga baru belajar. Teman-temanlah yang banyak membantu berjalannya semua persiapan. Ketika H-1 tiba-tiba mas pemateri mengabari kalau beliau kecelakaan dan nggak bisa datang. Rasanya, syok. Sebagai person in charge aku takut banget. Dan aku nggak berani bilang kasubdiv apalagi kadiv (Kasubdiv sempat ngambek gara-gara masalah ini loo --v). Teman-temanku lah yang memberi kekuatan. Terutama temanku yang namanya Isnul, dia ini kuat sekali teman-teman, langsung sibuk mencari pengganti kesana kemari. Disini baru kepikiran, harusnya dari awal dipikirkan bagaimana solusinya kalau ada masalah kayak gini. Walaupun akhirnya masalah ini terpecahkan dengan tidak terduga, tapi tetap saja memberikan kejutan luar biasa.

Nggak berhenti sampe disitu, hari pertama, tanggal 16 Juli, tiba-tiba terjadi pergantian rencana. Jadwal yang udah tersusun tiba-tiba berubah. Rencana awal kegiatan hanya melibatkan 3 TPQ ternyata ada satu lagi TPQ yang bilang bisa. Kasubdiv baru bilang ke aku saat itu juga padahal dia udah tahu dari kemarin-kemarin (Aku sempet agak frustasi. Gimana nggak, kurang satu jam lagi baru nyusun materi). Tapi aku nggak menyesal, ternyata walaupun mendadak, TPQ keempat ini asyiiik banget. Anak-anaknya pintar-pintar, lucu-lucu, dan excited banget dengan kedatangan kita. Ampuh membuatku stay young naturally. Semangat banget ngajarin anak-anak kecil yang lucu itu tentang islam, rasanya, sekali mendayung dua tiga tujuan terlampaui. Pada hari kedua juga mereka seneng banget waktu diputerin film islami pake laptop dan LCD, (thanks to Divisi Perkap, Perkap Kerohanian Gurid dan Dhito, buat usaha kerasnya mendapatkan LCD untuk 4 TPQ dan Training Motivasinya), walaupun sempat mati lampu, untungnya cuma sebentar aja.

Hari ketiga, sibuk-sibuknya lomba buat TPQ. TPQ keempat letaknya paling jauh ke tempat lomba, mau nggak mau harus dijemput dari panitia. Masalahnya, waktunya tabrakan sama pengobatan gratis, mobil-mobil pada dipake. Disitulah aku bingung nyari transpor kesana kemari. Dengan bantuan salah satu anggota subdiv kerohanian yaitu Erfin, kita berhasil mendapatkan kunci mobil seorang teman yang bersedia meminjamkan, dan Alhamdulillahnya ada yang mau nyetirin, yaitu Mas Tedo. Sewaktu pulang, juga aku bingung nyari transpor lagi, untungnya kadiv transpor si Ari, bermurah hati meminjamkan mobil pick up buat nganterin 11 anak TPQ kembali ke rumahnya. Dan untungnya juga ada kadiv perkap, Faisal dan anggotanya, Vlad yang mau nyetirin dan nganterin. Anak-anak itu seneng banget lo naik pick up. Mereka teriak-teriak sepanjang perjalanan sambil gelantungan dan membuatku sedikit khawatir. Tapi bersyukuur banget bisa bikin mereka seneng. 

Waktu tabligh akbar juga. Keren banget acaranya. Walau perdebatan sengit terjadi hingga larut malam, buat nentuin siapa MCnya, apakah wakil gubernur jadi dateng, apakah perlu diadakan doorprize. Disini benar-benar diuji kesungguhan dan niat kita dalam mengadakan acara ini. Pasalnya, hari itu bertepatan dengan hari ziarah wali yang diadakan di desa itu. Otomatis orang desa yang sering ikut tabligh akbar pada pergi ziarah. Untuk menarik peminat, diusulkan diadakan doorprize dengan cara diundi. Undian memang haram, tapi itu udah jadi tradisi daerah situ. Anak-anak sempet galau. Sampe akhirnya, Azmy menyadarkan kita: Apa indikator keberhasilan kita? Peserta yang banyak? Apa artinya pesertanya banyak tapi niatnya untuk doorprize, bukan karena Allah? Menohok dan tepat sasaran. Akhirnya kita memutuskan untuk berikhtiar dengan jalan lain yaitu meningkatkan publikasi. Ternyata Allah bener-bener memudahkan berjalannya acara ini, yang dateng buanyak sampe konsumsinya kurang. Dan kereen banget temen-temenku ini. Nyiap-nyiapin perlengkapannya, panggungnya, kursinya, pengisi acaranya. Bahkan ada yang bilang, 'sugih yo kerohanian iki' maksudnya bisa ngundang kyai, grup sholawatan, banyak lah. Padahal ya banyak halang rintang dibalik itu.

Hari terakhir, walau bukan anak div medis, aku ikut-ikut jadi asisten on di khitanan massal. Pengalaman baru yang tak terlupakan. Apalagi karena terjadi insiden. Sebelum ada yang dikhitan, aku udah menjadi korban. Pertumpahan darah pertama, malah darahku sendiri. Gara-gara nggak hati-hati waktu mbuka ampul, tanganku berdarah netes-netes. Untung ada  Teguh, Mbak Fariztah, dan juga Peni, mereka mbantuin aku merawat luka ini, juga Devy + Jatu yang udah ngasih plester gambar princess :3 menghibur jiwa kanak-kanak dalam diriku. Lukanya lumayan dalem juga, kayak keiris pisau. Pasti aku udah seneng banget kalo lagi nggak dalam kondisi kayak gini (fyi, saya suka berdarah-darah). Tapi berhubung suasana genting jadi agak panik. Udah ronde pertama, anak yang dikhitan heboh banget (sampe harus kupegangi bareng Putu, Nico, dokternya, dan bapaknya si anak), aku belum sarapan dan juga hari pertama dapet. Sedikit kagum pada diriku kok nggak pingsan. Hahaha. 

Alhamdulillah, Makasih banget buat semuanya. Buat Allah yang Maha Bijaksana, memberikan masalah dengan solusi yang indah dan kode rahasia yang manis banget. Teman-teman yang membuat baksos ini jadi bermakna, dan berkesan. Yang sudah membantu aku. Yang sudah memberi pelajaran berharga buat aku. Yang peduli sama aku :') ~drestha, mima, lana, vira, mbak inda, peni, mbak manda
Good Job Amatasid.
13-16 Juli 2012.

No comments:

Post a Comment